rabu 13/2 (10:54 pm)
tadi gua kembali bertemu dengan si ibu yang gua mention di postingan ini, karena kemaren itu gua kelupaan mau ngasih tau dia kalau di komplek ruko itu ada buka klinik dari jam 9 sampai jam 12 siang, dan hanya perlu membayar biaya administrasi sebesar 15 ribu saja maka udah diperiksa ama dokter dan diberi obat2an.
dari awalnya memberikannya uang untuk biaya pengobatan siapa tau dia membutuhkannya, gua malah menjadi tahu sebagian kecil dari kisah hidupnya. bahwa ternyata dia memang hanya sendiri saja, karena 2 tahun yang lalu suaminya telah berpulang kembali ke pangkuan Sang Pencipta sementara dalam pernikahannya itu mereka tidak dikaruniai anak.
mendengar kisah hidupnya itu gua jadi mikir.. growing old dalam hidup yang tidak berkecukupan itu aja udah terasa sulit, tapi ketika masih memiliki pasangan tempat bersandar dan berbagi segala suka duka, maka sesulit2nya kondisi yang dihadapi, ketika menghadapinya bersama dengan orang terkasih maka mungkin beban itu akan terasa lebih ringan karena ditanggung bersama.
tapi, bagaimana ketika pasangan itu pergi meninggalkan kita terlebih dulu? dan kita ditinggalkan dalam keadaan serba kekurangan pula? pastinya beban terasa lebih berat.
kasian juga kalau dipikir2 betapa ada banyak orang di luar sana yang hidup serba berkecukupan tapi batinnya tidak pernah tenang dan mungkin malah merasa berkekurangan, padahal dia sendiri tidak pernah merasakan apa itu yang namanya kekurangan, bagaimana rasanya harus menahan lapar dan mengenyangkan perut hanya dengan meneguk air putih banyak2 karena tidak ada makanan yang tersedia?
jadi mikir bahwa semuanya itu pada akhirnya kembali lagi pada bagaimana 'keahlian' kita dalam mengucap syukur untuk apa yang kita miliki dan juga yang tidak kita miliki.
karena bukan terpenuhinya kebutuhan fisik semata yang menjadikan seseorang bahagia dalam hidupnya, tapi juga terpenuhinya ruang hatinya dengan rasa syukur akan kebaikan Tuhan yang bisa kita rasakan dari hari ke hari, dalam beragam hal yang kita alami.
sadarilah.. sadarilah.. ada banyak sekali hal dalam hidup ini yang atasnya kita bisa mengucapkan syukur. jangan terus membandingkan diri dengan orang lain karena kita punya kecenderungan untuk membandingkan kekurangan kita dengan kelebihan orang lain, yang mana sampai kapanpun kalau kita tidak memutus rantai ini, maka hidup kita akan selalu dipenuhi rasa ketidakpuasan, boro2 mau mengucap syukur!
untuk si ibu.. yang sabar ya, bu.. memang berat harus menjalani hidup ini seorang diri, tapi kiranya Tuhan selalu memberikan kekuatan dan penghiburan untuk ibu, kapan pun ibu butuhkan.
rabu 13/2 (11:07 pm)
No comments:
Post a Comment